AT HAPHAZARD.. IS YOU..

Posted by Unknown , Monday, December 31, 2012 8:16 AM

Kemarin, aku masih sempat melihat dia tersenyum. Entah karena memang dia sudah terlihat lebih baik, atau hanya sekedar menghiburku. Aku tak pernah tahu persis tentang kehidupannya. Tapi, aku sudah mengenal dia selama hampir 5 tahun. Setelah sekian lama juga, aku bekerja di pabrik. Akupun selalu mencoba paham dan mengerti, bahwa tak ada sesuatu yang Tuhan lakukan terhadap makhluknya kecuali untuk kebaikan. Bahkan ketika sakit sekalipun.
"La.." Sapanya dengan menyentuh tanganku, tatkala dia tahu, aku tengah tertidur di sampingnya.
"Udah bangun Zen.." Kataku tersenyum, sambil mataku sedikit-sedikit terpejam dan membuka, menahan kantuk. Maklum, semalaman aku tak tidur.
"Kamu kok gak pulang?" Katanya lirih.

"AKU DAN MEREKA"

Posted by Unknown , Sunday, December 30, 2012 7:43 PM

"Kadang.. Hidup tak bisa mengerti kita"
Tapi menurutku, kadang kita yang harus paham
Tentang bagaimana kita harus melakukan action yang tepat..
Memang, kita terkadang tak tahu, dengan rencana yang seperti apa
Tapi menurutku, terkadang kita harus membuat prediksi yang baik
Dengan melakukan usaha yang baik,
Jodoh, rejeki, jalan hidup memang tak dinyana
Buat apa merengkuh riuh menggenggam ego
sumber : http://pephiie.wordpress.com

TANAH SURGA... (Oleh Salman)

Posted by Unknown , Friday, December 28, 2012 8:27 PM




Bukan lautan.. Hanya kolam susu.. katenye
Tapi, kata kakekku
Hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu
Kail dan jala cukup menghidupimu.. katenye
Tapi, kata kakekku
Ikan-ikan kita dicuri oleh banyak negara
Tiada badai.. Tiada topan kau temui.. Katenye
Tapi, kenapa ayahku tertiup angin ke malaysia?

BANJIR.. OH BANJIR...

Posted by Unknown , 10:19 AM

Sumber : http://metro.kompasiana.com
Langit Jakarta mendung tak pasti. Warga sekitar yang sedang menjemur pakaian, tiba-tiba menarik pakaiannya kembali dan berlari ke dalam rumah.
"Dan?!! Kesini!" Teriak salah seoarang anak berambut keriting dari arah loteng tetangga sebelah.
Yang dipanggil masih celingukan.
"Dandi!! Di atas! Loteng!"
Dandi menoleh ke atas. Lalu berlari masuk rumah tetangga, dan menyusul Aga alias krebo, begitu teman-teman menyebutnya.
"Kata Emak, kalo mendung begini, harus hati-hati, naik ke rumah yang lantainya dua. Desa sini sering kena banjir Dan! Tinggi loh. Setinggi rumah." katanya berperaga seperti seorang yang bercerita. 
"Masak sih, rumahku gak punya lantai dua Bo?!"
"Kamu ajak aja Emak kamu sama Bapak kamu kesini. Ke atas sini. ini rumah mbahku."
"Emakku pasti rak gelem Bo, nembe kerja."
"Apa Dan? Aku gak ngerti."

...SOMETHING NEW...

Posted by Unknown , 9:22 AM

Sumber : http://phiberoptikma.blogspot.com/
Liburan ini, aku cukup senang berada di rumah.. Ada teman baru yang menemaniku, terutama Ibu, ketika aku tak ada. Yah, meskipun belum tahu seberapa banyak, aku senang kakak iparku kini tinggal serumah dengan aku. Cukup lama, sejak hari pernikahan mereka, hampir dua bulan, aku tak bertemu kakakku. Padahal, jarak rumah dan mertua tidak ada 10 Km. Tapi rasanya jauuuh, seperti pulau Jawa dan Borneo. Begitu budeku bilang.
Meski hanya di rumah, rasanya seperti di rumah baru,

DALAM SEPUCUK RINDU

Posted by Unknown , 8:46 AM

Bulan rindu menatapku
Menjamu dalam jarak
Yang tak terkira jauhnya
Aku bersama angin,
Hanya bermain dalam dingin yang berbeda
Mencoba menyatukan sedikit harapan yang sama...
Matahari yang lekas bersinar
Menghangatkan sepucuk rindu yang meracun

SELEMBAR SISI HITAM

Posted by Unknown , Wednesday, December 12, 2012 10:03 AM

Sumber : http://octanegara.wordpress.com/2012/01/26/potret-keikhlasan-ayah-dan-putrinya/
Beberapa hari yang lalu, di bawah kolong meja, aku menemukan secarik kertas. Setelah kubuka, ternyata ada secuil kata-kata yang isinya seperti ini...

----------------------------------------------------------------------
Untuk Bapak,

Pak, aku mungkin gak bisa pulang minggu ini. Masih banyak orderan di tokoku. Jadi aku masih sibuk. Kuharap Bapak ngerti dengan keadaanku. Uang untuk Bapak, mungkin sebulan lagi baru aku bisa ngirim. Keadaan ibu bagaimana Pak? Apakah baik-baik saja? Aku kangen sama ibuk. Adik-adikku juga. Sebenernya pengen cepet pulang, tapi, mau bagaimana lagi? Aku lagi butuh uangku untuk keperluanku di sini. Salam buat Ibuk. Aku kangen. Buat Adik-adikku, belajar yang rajin ya...

Salam,
Rani

----------------------------------------------------------------------
Aku lantas memberikan surat itu kepada Ayahku. Dia terkejut melihatnya.
"Rani siapa Pak?" Tanyaku dengan semakin penasaran karena Ayah terlihat gugup.

PENGHAPUS LARA

Posted by Unknown , Saturday, December 8, 2012 10:11 AM

Sumber : http://shadowmie.blogspot.com/2011/05/jodoh-doa-dan-harapan.html
Dalam sunyi itu aku masih menikmati air surga Tuhan
Menengadah penuh  harap dan pengharapan
Memulai doa dengan bisik-bisik rindu
Sejalan dengan waktu yang semakin berisik sendu...
Dalam damai ku bertunduk dalam kesejukan
Merintih-rintih sesembari kuangkat jiwa penuh nestapa

LITTLE HORROR...

Posted by Unknown , Friday, December 7, 2012 12:08 PM

http://thearoengbinangproject.com/2012/11/uji-nyali-di-puser-bumi-gunung-jati-cirebon/
Kulirik kanan kiriku. Ternyata hanya ada pohon dan pohon. Dengan sedikit gugup kuteruskan langkahku sampai di ujung jalan. Ada semburat cahaya yang terang di belokan sebelah kanan. Serasa ada semangat baru untuk melangkah. Akupun tanpa ragu mendekat ke arah cahaya itu.
"Hoh... Tuhan..." Ucapku spontan.
Ternyata yang ada hanya lampu neon di atas pekuburan. Mungkin orang yang meninggal disitu baru beberapa hari. Sehingga masih ada tenda dan lampu-lampu di atasnya.
Dari arah berlawanan, kulihat ada sepeda motor yang datang.
"Pak..pak.. mbonceng sampe desa boleh Pak?" Kataku dengan nada memohon. Yang kuajak bicara hanya memandangku seolah tak percaya.

SEPERTI HATIKU

Posted by Unknown , 11:14 AM

http://phiaokey.blogspot.com/2011/03/wahai-jiwa-yang-tenang-kembalilah.html
Pagi ini...
Matahari masih tersenyum seperti biasa..
Pagi ini..
Embun-embun masih menetes seperti sedia kala
Kuharap pula dengan hati yang sama
Masih teguh dengan ketenangan yang sama

BUKAN ITU

Posted by Unknown , Monday, November 26, 2012 4:42 AM


Selembut hati itu menyapaku
Bukan, bukan itu yang ku mau
Bukan cinta yang datang
Hanya saja, aku butuh sedikit air
Untuk mengembalikan hati yang merah
Untuk menyiram  emosi yang membara

TANYA TERAKHIR

Posted by Unknown , Saturday, November 24, 2012 5:05 AM

Ia datang kepadaku dengan hati-hati. Sesekali kepalanya yang tertutup topi koboi itu melihat kearahku. Kadag kali ia menunduk. Aku bergetar mendengar langkahnya berhenti. Satu meter di sebelahku.
"Mana?"
Aku segera mengeluarkan amplop dari tas kecilku.
"Besok ku tunggu lagi. Dan jangan terlambat." Ucapnya.
Dengan tanpa mendongakkan kepala, wajahnya yang misterius itu masih menyimpan tanya di benakku. Aku hanya takut di guna-guna,

-TERUNTUK RAY-

Posted by Unknown , Friday, November 23, 2012 4:13 AM

http://yusup-doank.blogspot.com/2011/12/cara-selalu-mimpi-indah.html
Siang kemarin, aku melihat cahaya terang dari seberang jauh... Sangat terang...
Kulihat, di depannya ada seorang yang amat aku kenal, terdiam,
Tak Kuingat siapa namanya

Hanya saja, ketika aku hendak mencari tempatku untuk bersandar...

Ia datang, dan memberiku tempat duduk di sampingnya... Hm... bukan main senangnya aku... Aku lantas duduk dan menikmati sejuknya suasana siang yang cerah itu...

Ouh.. Aku terbangun dari mimpi... Setelah ku tahu, Dia telah wafat 3 tahun yang lalu....
Ray, kau tahu?

SETITIK DAN SESAMUDRA

Posted by Unknown , Thursday, November 22, 2012 4:15 AM











Beri aku sedikit saja pagi ini
Untuk para semut kecil yang berkeliar kesana kemari mencari gula
Untuk burung-burung merdu yang terbang kemana
Beri aku sedikit saja airmu
Demi daun-daun yang melambai indah
Demi tanah-tanah makmur yang subur
Telah lama kering..

UNFORGETABLE ONE...

Posted by Unknown , Wednesday, November 21, 2012 4:10 AM

http://arinaforlife.blogspot.com/2010/06/cuma-mau-bicara-cinta.html
Dengan pura-pura siap aku datang ke ultahnya Dewika. Baju khas kotak-kotak panjang dengan kaos  dalam putih bertuliskan i love surabaya. Rambut  yang bergelombang kusisir rapi. Tak lupa jam tangan kesayanganku kupakai di tangan kiri.
“Kemana Gi? Jadi ke ultahnya Dewika?” Sapa temenku yang lagi asyik merokok di tepi jendela.
“Iya. Nglegain yang ngundang.” Kataku tanpa ekspresi kemudian mengambil kunci motorku yang tergantung di depan almari.
“Sukses bro.” Kataku tersenyum. Aku hanya mengangkat pundak.
Huwh.. padahal sudah kalang kabut rasanya. Berangkat. Gak. Berangkat. Gak. Mengingat wajah dewika, membuatku grogi. Bahkan ketika tidak di hadapannya sekalipun. Perjalanan pendek yang hanya 3 kilo, serasa hanya 3 meter, karena senyum itu selalu saja mendadak dan tiba-tiba muncul saat aku melamun.
“Woy mas. Jalan mas!!!” teriak seseorang ketika kulirik dari kaca helm, traffic lightnya telah berwarna hijau. Segera kuganti gigi rendah dan tancap gas perlahan-lahan.
‘ddrrrrt’drrrt’.

PERTEMUAN ITU

Posted by Unknown , Monday, November 19, 2012 1:12 PM


http://www.flickr.com/photos/rasmas85/page9/

Biasanya engkau datang
Setiap pagi melihatku di sini
Bukan apapun…
Aku hanya ingin melihat senyum simpulmu
Sekedar itu…

Percayakah engkau jika aku
Aku telah menunggu 17 tahun lamanya…
Namun kau bilang
Baru melihatku 1 minggu yang lalu

Benarkah engkau baru mengenalku?
Setelah dahulu aku kau asingkan?
Tidakkah engkau paham…?
Apa tidak kau mengingat?

DEAR AZKA...

Posted by Unknown , Saturday, November 17, 2012 4:08 AM


Bagaimana kabarmu? Sekian waktu yang terlewati, telah mengikis sedikit demi sedikit persahabatan yang telah lama... aku di sini hanya mengingat-ingat yang mungkin kalian tak ingat. Saat aku mencoba memuntahkan ini, yang ada dalam benakku hanya satu demi satu kilat peristiwa yang membayang dari sudut kecil memori otakku. Aku benar-benar sakit. Sambaran-sambaran tonggak kita yang dulu tajam, berbalik menjadi duri kecil yang teramat menusuk.

SILUET DI TAMAN MALAM

Posted by Unknown , Friday, November 16, 2012 4:50 AM


Kulepas jaket yang masih melekat ditubuhku. Mendung justru membuat udara semakin panas. Termasuk malam ini. Camcorder dan note book kecil yang masih melekat di tanganku kuletakkan di samping tempatku duduk. Banyak orang masih berlalu lalang melewati tempatku duduk. Banyak yang hanya ingin bersenang-senang, meluangkan waktu bersama keluarga, dan ada yang sedang melepas lelah. Terlihat dari cara mereka berjalan dan berlarian menuju tengah lapang.
Aku mendekati salah satu dari mereka. Kuperhatikan benar-benar raut mukanya. Sepasang mata yang sembab dengan bibir kering  dan pandangan kaku ke depan setengah melamun.
“Sendirian?” Sapaku mencoba mencairkan suasana.
Ia hanya menjawab dengan gerakan bibir dan setitik air mata yang menetes dari kantung matanya. Aku rangkul dia dan kubiarkan dia menangis sepuasnya. Dia menatap mataku lekat...

MARIESUANA

Posted by Unknown , Wednesday, November 14, 2012 4:38 AM


Alkisah suatu hari ada seorang putri cantik dari kerajaan megah dan Raja yang Agung di suatu negeri. Dengan segala kelincahannya, sang putri berhasil memikat hati banyak rakyatnya, terutama pangeran-pangeran tampan  dari negeri seberang. Sang putri terkenal dengan kemampuan menulis dan bernyanyi. Sehingga sering, ketika sang putri berjalan melewati rumah-rumah rakyat dengan kereta kudanya, rakyat menyambutnya dengan senang hati. Tidak segan sang putri masuk ke rumah rakyat-rakyat kecil untuk sekedar menengok dan memberi mereka makanan.
Tanpa sadar, di luar sana, pangeran-pangeran tengah berperang untuk memperebutkan hati sang putri. Dan apa yang terjadi?? Banyak dari pasukan kerajaan pangeran yang mati terbunuh akibat perang itu. Raja  utara dan Raja selatan pun ikut berperang membela putra-putra mahkota mereka. Namun, tidak membuahkan hasil. Hanya, dendam dan dendam yang membara.
Setelah sang putri tahu, bahwa ada peperangan diantara banyak kerajaan untuk memperebutkan dirinya, sang putri segera mengirimkan seorang utusan untuk menyampaikan surat kepada Raja dan pangeran yang sedang beperang.

SEBELUM MUSIM TURUN BERGANTI

Posted by Unknown , Tuesday, November 13, 2012 5:15 AM


Aku masih sama seperti dulu
Yang dengan senang hati duduk menanti...
Kasihku masih yang dulu
Mencintai dan menyayangi dengan sabar...
Tak ubah seperti musim yang datang,
Surut tak berarti surut
Dan kering tak sama

AKU MENANTI

Posted by Unknown , Sunday, November 11, 2012 6:07 AM

Malammu... sungguh menghadirkan gelap di semua
Menanti cahaya rembulan yang tak jua datang
Angkuh..! Angkuh benar sang siraj
Enggan melihatku barang sekejap

Kemana kau wahai rembulan?!
Tak ceria wajahmu di gelap petang
Malammu.. hm.. bukan malamku wahai gelap
Aku hanya ingin, ingin secercah saja

MENDIDIK KREATIFITAS DARI MENULIS

Posted by Unknown , Thursday, November 8, 2012 4:22 PM

-->
Menjadi penulis, lumayan asyik juga. Kita bisa mengekspresikan apa saja lewat tulisan. Tentang pengalaman kita, tentang moment-moment penting kita, tentang sesuatu yang membuat kita senang, atau apapun nanti yang akan kita tulis. Dari menulis juga, kita bisa terbiasa kreatif. Maksudnya? Karena kita terbiasa berangan-angan mencari inspirasi, terbiasa memaksa diri untuk menulis, terbiasa peka dengan lingkungan untuk mencari inspirasi. Nah, jadi di hadapan apapun, dalam konteks  apa, karena kebiasaan tadi, kita jadi mudah untuk mengambil kesempatan-kesempatan menjadi sebuah keuntungan. Saat ini, hobi menulis bukan hanya jadi hobi loh, kita bisa meraup rupiah dengan tulisan-tulisan kita.

TERSESAT

Posted by Unknown , Saturday, September 15, 2012 3:59 PM



Murni mengangkat embernya dengan tergesa-gesa menuju dalam rumah. Tapi sekonyong-konyong ember yang berisi penuh air itu tumpah seluruhnya ke lantai dapur.
“Murni! Ah, kamu tu! Kotor semua jadinya, kasian ibuk!” Bentak Alfi pada bocah 6 tahun itu. Segera ia mengambil sapu. Tapi Murni tak bereaksi. Ia masih tertelungkup diam.
“Murni!” Panggilnya lagi. Alfi menggerak-gerakkan tubuh Murni. Ditemukannya sepercik darah di pipinya.
“Ya Allah..” Diusap-usapnya kemudian digendong.
Hari itu, adzan magrib telah berkumandang dimana-mana. Matahari memancarkan sinar senja yang gelap di ujung barat. Pak Nurman, ayahnya, sesekali menengok dengan muka muram dan gelisah. Murni tetap masih tenang di peraduannya.
“Gimana Murni Pak?” Tanya Bu Ikah pada Pak Nurman malamnya.
“Dia baik saja Bu, kita perlu lebih berhati-hati lagi.”
“hati-hati bagaimana Pak?”
“Dia Cuma terkena sihir. Murni bakal bangun 3 hari lagi.”
“Apa Pak?”

SI PEMILIK TUBUH YANG GAGAH

Posted by Unknown , Monday, September 10, 2012 12:46 PM


Terik sina mentari telah biasa kau jadikan payung
Debu melilit kulitmu kau biarkan
Aku sungguh heran
Tidakkah kau lelah dengan ini semua?
Tapi jawabanmu hanya senyum
Senyum semangat yang khas kukenal

Berpuluh tahun ketika aku belum sebesar ini
Engkau dengan penuh harap mengantarku ke madrasah
Dan susah payah membayar sekolah
Demi aku, anakmu

DIBENDUNG LUKA

Posted by Unknown , 12:44 PM


Masih ditatapnya jendela di depannya. Tak ada pemandangan apapun. Hanya titik-titik embun yang semakin jelas. Sementara di belakang, kakaknya tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Koper-koper besar telah siap menantinya untuk dibawa. Gambar-gambar di seisi kamar telah bersih. Tulisan-tulisan yang semula tertempel rapi hanya tinggal bekas-bekas solasi yang tak rapi.
Lita benar-benar tak siap. Entah sampai kapan dia akan sanggup duduk di depan jendela tanpa gerakan sekalipun.
“Talita! Ditunggu Papi di ruang makan! Cepet ya, nanti Papi marah.” Kata kakaknya tanpa membuka pintu kamar. Yah, dia sudah paham apa yang dilakukan adiknya itu.
Makin malam, hujan semakin deras saja. Suara rintik-rintiknya semakin terasa. Lita mencoba menggerakkan kakinya sedikit. Hampir 10 menit dia berusaha mengangkat kakinya hingga bisa berjalan. Kesemutan.
“Ya ampuun.. kamu ngapain aja sih?

SEMALAM TADI

Posted by Unknown , 12:42 PM


“Aku berangkat dulu ya Buk.”
“Hati-hati Ndra.”
Wanita berkacamata dengan rambut depan yang terlihat telah beruban itu menatap sekilas ke arah anaknya berjalan, ia tersenyum melihat teman-temannya tersenyum melambai ke arahnya. Mobil Inova hitam itu melaju pelan meninggalkan area pekarangan rumah. Tak lama kemudian pintu rumah tertutup seiring si pemilik rumah memasuki dalam rumah.
“Bawa bekal apa Ndra? Banyak banget isi tas kamu?”
“Tau tu Ibu yang bawain. Belum pada makan kan? Makan aja tu kalo ada cemilan.”
“He.. aku makan ya.”
“Iya, eh jam berapa sekarang Nji?”
“Jam tiga lima belas.”
Mobil berbelok ke arah pom bensin.                                                              
“Mohon maaf habis Pak.”
Indra dan beberapa temannya saling melihat. “Udah limit ni.”

BLUM TEPAT WAKTUNYA....

Posted by Unknown , 12:30 PM


Suasana tepi pantai yang sangat tak asing bagiku. Jembatan indahnya yang seakan selalu menarikku untuk pergi ke tempat ini. Pasir-pasirnya yang begitu memesona..... Ah.. seperti dalam film-film saja. Bayangan-bayangan di waktu itu masih saja bergerak-gerak di atas jembatan itu. Tertawa, sedih, dan... sangat sedih.
“Lagi apa anak ibuk?” sapa ibuku ramah ketika mengetahuiku tengah melamun.
“Menikmati sore Buk, jenuh di dalem rumah terus.”
“Ya sudah, tapi jangan sampai magrib ya.”
“Iya buk.” Kataku tersenyum membalas ucapan ibu.
***
“Kapan ni kita berangkat?” kata Aldri.
“iya lama banget tuh orang. Nunggu ampe lumuten ni. Gak dateng-dateng.” Kataku.
“Gimana kalo kita berangkat duluan. Keburu siang ni? Tar panas di sananya.”
“Eh, tapi ya jangan gitu donk, tar kalo dia nyasar gimana? Kita yang nanggung donk.” Celetuk Bagas.
“Pris, temeni aku bentar yuk.” Ucapnya.
“Kemana Gas?”
Tanpa menjawab pertanyaanku, dia langsung menyeret tanganku dan menjauh dari teman-temanku yang sedang kesal.
“Apa sih Gas?”

10 MBps UNTUK EIQA

Posted by Unknown , Saturday, September 8, 2012 1:33 PM


Biasanya, jam dua belas seperti ini lagi banyak-banyaknya anak-anak sekolah yang lagi pada nongkrong di warnet. Facebook-an, twitter-an. Kebiasaan yang sangat gak baik buat diterusin. Aku udah berulang-ulang kali memperingatkan, tapi tetap saja, jawabannya, “Mumpung mas, rumah  jauh dari waret.” Yah, mau apa dikata. Tapi tunggu dulu, hari ini sejak dari pagi sampai siang ini pukul setengah satu, warnet sepi, hanya diisi oleh beberapa orang yang keliatannya sih anak kuliahan.
“Permisi mbak, ada komputer yang kosong?” Kata salah seorang pendatang.
“Sebentar ya.” Kataku kemudian mengklak-klik ini itu.
“Ada mbak, komputer nomor 10, tapi di lantai dua.” Kataku kemudian menunjukkan jalan.
“Eiqa!” Teriak seorang berambut panjang terurai.
“Eh, ? Ada apa mas?”
“Bisa benerin komputer gak kamu? Komputerku rusak tu? Minggu depan harus kupakai. Aku mau ngerjain tugasku yang seabrek.”
“Aduh.. gak janji deh Yar,

DEAREST NIRMA

Posted by Unknown , Saturday, June 16, 2012 12:22 PM

kamidarisemua.wordpress.com
Bagaimana mugkin ini engkau?
Duhai sahabat..
Dengarkah hatimu kupanggil ini?
Kemana kau buang aku?

Berhari-hari yang telah lama
Apa itu sia-sia?
Duhai sahabat
Sebesar kemarahanmu itukah salahku?
Beri aku sedikit arti..
Jika itu ada..

Mentari yang tinggal sepenggal hari..
sudah, kuikhlaskan untuk mengantarmu pergi..
Nirma...
Maafmu kunanti sampai nanti..

Bintang Timur..


KETIKA TERAKHIR...

Posted by Unknown , Tuesday, May 29, 2012 5:47 AM


Ruang kelas terlihat lebih gelap dengan terpal yang terpasang menutupi seluruh teras dan taman depan kelas. Cuaca semakin memanas. Mendung di mana-mana. Ada yang sedang asik bercanda, bermain hape, dan bermain-main dengan sound sistem. Aku hanya duduk termangu sambil sesekali mengernyitkan muka dan memejamkan mata. Sudah ngantuk berat. Kulihat jamku sudah menunjukan pukul 12.30 siang. Latihan belum juga dimulai. Aku hanya bisa kesal dengan diriku sendiri.
“Ayo, berkumpul di kelas sebelah.” Kata Pak Yanu mengarahkan.
Dengan segenap kemalasan, kita berbondong-bondong berdiri dan berbaris rapi menghadap mikrofon. Aku tengah siap dengan hafalanku. Ini cukup membuatku pede, batinku.
Kulirik di sebelah kiri, Kepala Sekolah menyaksikan kami berlatih.

Galau... ^^

Posted by Unknown , Wednesday, May 23, 2012 9:08 PM


From : http://hotgosip.net

Aku duduk menerawang jauh dalam pandang...
Kutemukan dirimua ada di sela-sela otakku yang keruh..
Berjalan, lalu duduk di sampingku yang sendiri
Tersenyum dan tertawa dalam hatiku yang pilu..
Kau yang mengisi hari-hari dengan rindu yang mendebu

When I Understand..

Posted by Unknown , Thursday, May 17, 2012 10:33 PM

When i lost in the darkness, His bright shine upon me
When i fell in the ravine.. He gives me a bridge and strange His hand to help me
When i laugh and happy because of anything in this world
He show me any sadness, so i stop laughing
When i confuse..
His reason first is to make me understand
When i in sadness..
He laugh me, so i ashame with the tears.....

KEISTIMEWAAN KUCING

Posted by Unknown , Sunday, May 13, 2012 3:22 PM


Teman-teman pasti tidak asing lagi dengan hewan lucu yang satu ini kan?? 

 
Yups, ternyata, dari banyak penelitian dan dari Islam sendiri, menceritakan bahwa kucing mempunyai keistimewaan yang tidak terpikir oleh kita sebelumnya.
Alkisah suatu hari Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu,

MENCAPAI TINGGI

Posted by Unknown , 1:59 PM


Mengalir waktu ke waktu
Zaman beroposisi ke zaman yang lain
Dan..
Aku masih di sini saja
Duduk bertekuk di sini saja

Permulaan bukanlah permulaan
Ketika tak satupun dari aku ada permulaan
Mengganti satu menjadi dua

DALAM SUNYI

Posted by Unknown , Tuesday, April 24, 2012 3:16 PM


Hari ke 15. Dan diapun belum membuka mata. Aku berharap-harap cemas pada pasienku yang satu ini. 2 minggu yang lalu, dan akupun masih ingat dengan jelas peristiwa itu. Ketika sebuah mobil inova melaju kencang dari arah timur Jl. Kenanga menuju depan Rumah Sakit ini. Sungguh kaget bukan kepalang, posisiku berada di seberang jalan tepat di sebelah kanan mobil. Kulihat betul laki-laki itu terjepit dan mencoba untuk keluar. Semua orang berlari mencoba menolong. Aku justru berlari ke dalam Rumah Sakit kemudian hanya melihat peristiwa itu dari arah jendela ruang kerjaku, menunggu para perawat yang lain mengangkatnya ke dalam tandu. Sejenak pikiranku lengang, telingaku berdengung tak mendengar  apapun, pandanganku gelap.
“Flora.” Sapa perawat yang tanpa sadar telah berada di samping dan memanggil namaku beberapa kali. Entah berapa lama.
Aku menoleh ke arahnya dengan tanpa tahu raut wajahnya.
“Kamu pucat sekali. Are you alright?” Diena menepuk pundakku.

TIRAI KELABU

Posted by Unknown , Monday, April 23, 2012 11:20 AM


Namaku Soraya. Oleh teman-temanku, aku sering dipanggil Raya. Aku tinggal disebuah kota tepatnya Mawar asri. Aku tinggal bersama kedua orang tuaku, satu orang kakak laki-laki dan satu orang kakak perempuan. Kak Yos, begitu nama panggilan kakakku yang pertama. Dia sekarang tengah menempuh pendidikan S1nya di Jogja semester 5, sementara, Kak Puput, dia menempuh pendidikan S1nya di Semarang, semester 1, dan tinggal bersama Kakek dan Nenekku disana.
Aku sendiri, aku baru saja lulus dari SMA. Tinggal aku yang masih bingung mau menyambung hidup yang seperti apa. Papa bilang, aku mondok saja,

CUKUP INI SAJA

Posted by Unknown , 11:10 AM


Cukup ini saja yang kuterima
Sudah terlampau banyak
Sudah mewakili semua
Bukan maksud hamba mengeluh
Namun apalah daya tubuh ini bisa
Hamba terlelap dalam mimpi-mimpi sunyi
Begitu banyak suaranya dunia ini,
Begitu megah sudut-sudutnya
Namun tak ada cahaya yang bisa membangunkan aku
Dari igauan kehidupannya.
Aku tak menyesal, hanya
Tak tau kapan waktunya......

DALAM REMBULAN YANG SAMA

Posted by Unknown , 10:29 AM


Dalam malam yang penuh dengan cahaya bulan ini, aku masih terduduk di teras rumah. Kupandangi menyeluruh apa yang bisa kulihat diantara gelap gemerlap malam itu. Meski begitu, tak ada satu hal pun yang mau masuk di pikiranku. Yang justru semakin merasuk adalah bayang-bayang peristiwa seminggu lalu. Pasti dia masih sakit. Dan ini salahku. Salahku... Agghh!
“Van, kamu mau pulang sekarang? Aku ikut ya?” Katanya sembari merangkul di pundakku.
“Aku masih nanti. Pekerjaanku belum selesai. SMS Devi atau Ulfi buat nganter kamu pulang.” Kataku tanpa memperhatikan.
“Pinjem motormu Van.” Katanya sambil mengetik sebuah pesan.
“Tuh di depan. Coba aja kalo bisa. Tadi aku berangkat ke sini sempat mogok.”Kataku.
Dia tak menanggapi omongan terakhirku. Lantas pergi membanting pintu ruanganku membuatku kaget.
“La! Tunggu La!”Teriakku.

TIGA MALAIKAT

Posted by Unknown , 10:28 AM


Siang itu gue berhasil membuat perhitungan ke Radi. Mukanya udah babak belur, berdarah-darah dan tubuhnya telentng tak berdaya di sebelah tumpukan-tumpukan kardus deket sampah-sampah..
“Salahnya sendiri, macem-macem sama gue!! Emang dia belum tahu gue siapa??” Kata Akfi sambil menyulut rokok di tangannya.
“Dipanggil guru BP, baru tahu rasa! Yach, loe cuma salah ngomong dikit, langsung main tonjok aja.. Loe pikir dia boneka, gak sakit kalo dipukulin??” Kata salah seorang temannya.
“Ah, masa bodoh, gue kan gak urusan sama BP, gue punya urusan sama Radi.” Katanya cuek.
“Sarap loe!!”
“Akfi mau ke mana? Kamu ngrokok lagi?” Kata Yuli.
“Heh.. sok perhatian banged loe ma gue!! Udah, mulai sekarang, kita putus!!”
“Fi, kamu kok gitu! Aku tu cewek kamu, aku udah berusaha nglakuin yang terbaik buat kamu. Berapa kali coba aku bilang kayak gitu, tapi kamu gak pernah menggubris!!”
“Hah, bodo amat..” Akfi lalu berlalu pergi.
“Sabaar Yul..”

THE LAST DAY

Posted by Unknown , 10:25 AM


Dan jika pun mungkin... maka aku akan tetap bilang tidak mungkin.. karena aku tahu siapa aku. Huwh.. pemandangan siang ini membuatku semakin gerah. Semakin banyak orang yang datang ke tempat ini. Menjual barang-barangnya. Aku termasuk salah satunya. Tapi bersyukurlah aku karena sudah hampir 6 bulan aku berjualan di sini dan pelangganku pun cukup banyak.
“Ayam gorengnya satu porsi berapa?”
“Lima ribu. Mau minta berapa porsi?”
“3 aja.”
“Oh ya, tunggu sebentar ya.”
Aku lantas membungkus 3 porsi ayam goreng ke dalam kardus.
“Ini.”
“Makasih, ini uangnya.”
Dengan tersenyum aku menjawab. “ Sama-sama.”
Tak berapa lama, aku melihat orang berlari-lari ke tengah jalan. Apa yang terjadi?

SEPENGGAL TAMAN LALU

Posted by Unknown , 10:23 AM


Tempat yang tak asing bagiku.. dengan pengharapan yang tak banyak. Dan dengan semua yang serba sederhana. 1 tempat tidur, bantal, kasur, tempat masak lengkap dengan peralatan makan. 1 almari baju dan belakang ruang sebagai kamar mandi. Tembok-tembok yang lusuh. Penuh dengan gravity-gravity. Mungkin saja kalau ada yang datang ke tempat ini, akan langsung bilang tak betah. Bukan apa-apa, tapi bisa kubilang lusuh. Oh ya, satu lagi, tempat dimana kucingku sering tidur. Kardus tebal yang kubuka sisi depannya sehingga dia bisa keluar masuk dengan mudah. Kulapisi bagian bawahnya dengan kain. Kain berwarna biru. Sering kupanggil dia Ciko. Ya, dia yang selalu menemani tidur malamku. Yang selalu membuat ruangan ini ramai. 
Aku sudah menempatinya hampir sekitar 3 tahun. Kurang lebih 1 kilo dari rumah ini, sering aku berjalan untuk bekerja. Jangan tertawakan aku, karena aku lelaki