UNFORGETABLE ONE...

Posted by Unknown , Wednesday, November 21, 2012 4:10 AM

http://arinaforlife.blogspot.com/2010/06/cuma-mau-bicara-cinta.html
Dengan pura-pura siap aku datang ke ultahnya Dewika. Baju khas kotak-kotak panjang dengan kaos  dalam putih bertuliskan i love surabaya. Rambut  yang bergelombang kusisir rapi. Tak lupa jam tangan kesayanganku kupakai di tangan kiri.
“Kemana Gi? Jadi ke ultahnya Dewika?” Sapa temenku yang lagi asyik merokok di tepi jendela.
“Iya. Nglegain yang ngundang.” Kataku tanpa ekspresi kemudian mengambil kunci motorku yang tergantung di depan almari.
“Sukses bro.” Kataku tersenyum. Aku hanya mengangkat pundak.
Huwh.. padahal sudah kalang kabut rasanya. Berangkat. Gak. Berangkat. Gak. Mengingat wajah dewika, membuatku grogi. Bahkan ketika tidak di hadapannya sekalipun. Perjalanan pendek yang hanya 3 kilo, serasa hanya 3 meter, karena senyum itu selalu saja mendadak dan tiba-tiba muncul saat aku melamun.
“Woy mas. Jalan mas!!!” teriak seseorang ketika kulirik dari kaca helm, traffic lightnya telah berwarna hijau. Segera kuganti gigi rendah dan tancap gas perlahan-lahan.
‘ddrrrrt’drrrt’. Tanganku segera meraih kantong baju dan menghentikan sepeda motor di depan salah satu counter.
Gak brangkat Gi? Temen2 dah ramai di sini. Gak dateng nyesel loh. Linda
Gi, dimana? Tadi telfon ke nomor kosmu, katanya kamu dah brangkat. Kok blum nyampe juga. Beni.
Sempat terlintas dalam pikirku... Ah, aku pasti akan terlihat culun ketika melihat teman-temanku yang rapi dan necis sedang bersenda gurau dengan Dewika. Sementara aku terlambat datang dan Dewika hanya menertawaiku. Kulanjutkan perjalanan perlahan-lahan.
Sampai aku di gerbang sebuah rumah berwarna hijau. Lampu-lampu yang bertebaran memperlihatkan bahwa si tuan rumah sedang mengadakan sebuah acara. Kuparkir motorku di bawah pohon dekat gerbang. Dengan langkah ragu-ragu, aku masuk ke dalam. Tak ada yang memperhatikanku. Hanya ada beberapa teman lain kelas yang aku kenal dan tersenyum padaku.
“Giga! Sini!” Tungkas Linda seketika melihatku kebingungan mencari tempat duduk. Kulihat dia tengah santai bersama dua orang temannya. Dan.... Dewika, tengah duduk berdua bersama Beni di sebelah lampu-lampu taman.
“Kok lama banget sih. Kayaknya kosmu deket kan dari sini?” Sapa Linda segera.
“Ada halangan tadi di jalan.” Kataku sembari sesekali kulihat mereka bercanda. Mendadak ada yang menyesak dalam dadaku. Ingin kupukul rasanya Beni dan menyeret Dewika menjauh darinya.
“Liat tuh. Mereka serasi kan? Tadi mereka jadian. Disaksiin kita semua lagi. Kamu sih, ketinggalan.” Ucap Linda lagi.
Aku pura-pura menerima telfon dan segera kubilang bahwa ada teman yang mengajak bertemu. Aku segera menstarter motor dan gas pol. Gak tau ada orang atau tidak ada orang. Aku segera pengen sampai rumah. Ingin menangis sekencang-kencangnya. Tapi rasa gengsiku sebagai laki-laki masih tinggi. Tak mungkin aku menangis di depan teman-teman kosku. Sampai di depan kos, motor tak sempat kuparkir di tempatnya. Segera kuberlari ke arah kamar mandi sebelum ada yang menempati. Kubasuh mukaku....
Aku tertawa membaca buku catatanku. Kulihat istriku tengah menuju dapur dan membuat segelas teh hangat.
“De, Dewika, Bapak juga minta dibuatin minum.” Kata ibuku dari ruang berseberang.
“Iya Buk, sebentar.” Katanya.

0 Response to "UNFORGETABLE ONE..."

Post a Comment