MARIESUANA
Posted by Unknown , Wednesday, November 14, 2012 4:38 AM
Alkisah suatu
hari ada seorang putri cantik dari kerajaan megah dan Raja yang Agung di suatu
negeri. Dengan segala kelincahannya, sang putri berhasil memikat hati banyak
rakyatnya, terutama pangeran-pangeran tampan
dari negeri seberang. Sang putri terkenal dengan kemampuan menulis dan
bernyanyi. Sehingga sering, ketika sang putri berjalan melewati rumah-rumah
rakyat dengan kereta kudanya, rakyat menyambutnya dengan senang hati. Tidak
segan sang putri masuk ke rumah rakyat-rakyat kecil untuk sekedar menengok dan
memberi mereka makanan.
Tanpa sadar, di
luar sana, pangeran-pangeran tengah berperang untuk memperebutkan hati sang
putri. Dan apa yang terjadi?? Banyak dari pasukan kerajaan pangeran yang mati
terbunuh akibat perang itu. Raja utara
dan Raja selatan pun ikut berperang membela putra-putra mahkota mereka. Namun,
tidak membuahkan hasil. Hanya, dendam dan dendam yang membara.
Setelah sang
putri tahu, bahwa ada peperangan diantara banyak kerajaan untuk memperebutkan
dirinya, sang putri segera mengirimkan seorang utusan untuk menyampaikan surat
kepada Raja dan pangeran yang sedang beperang. Putri merasa malu dan bersalah,
karena hanya sebab dirinya, banyak korban-korban tewas dalam peperangan sengit
itu.
“Adinda tidak
bisa menerima pinangan salah satu dari mereka Ayah.” Kata sang putri ketika
bertemu sang raja di balkon kerajaan.
“Kenapa anakku?
Apa karena engkau telah memiliki seorang kekasih, tanpa sepegetahuan ayah?”
sang putri mendongakkan wajahnya.
“Maafkan aku
ayah. Ucapan ayah benar.”
“Siapa nama
pemuda kekasihmu itu? Ayah sering kali melihatmu bertemu dengannya di taman
sungai.”
“Apa? Siapa yang
memberi tahu ayah? Apakah pengawal? Atau pelayan?”
“Ayah sering
mengikutimu ketika pagi-pagi sekali engkau keluar rumah.”
“Ayah...”
“Ayah tetap akan
menjodohkanmu dengan pangeran pilihan ayah. Siapa nanti yang akan menggantikan
Ayah, ketika ayah tidak ada putri?”
Sang putri
berlari menuju dapur. Mencari pelayan setianya. Dengan sabar, si pelayan
mendengarkan cerita sang putri, dan menungguinya, hingga tangisnya reda.
Sang putri
menulis sepucuk surat kepada pemuda desa kekasihnya itu. Bahwa dia dalam
keadaan bingung, berada dalam himpitan masalah ayahnya. Namun, pemuda itu tidak
membalas suratnya. Pengawal berkata bahwa ia telah mencari sang pemuda sampai luar kerajaan, tetapi pemuda itu tidak
juga ia jumpai.
Bulan berganti
bulan, pernikahan sang putri semakin dekat. Sang putri terlihat semakin murung
dan tubuhnya semakin tirus. Ayahnya berduka sebab keadaan putrinya. Ditemuinya
putrinya tidak mau menelan makanan barang satu sendok pun. Ia hanya meminum
sedikit air yang diantarkan oleh pelayan-pelayan kerajaan.
Suatu hari, ada
tamu besar-besaran yang datang ke istana. Adalah seorang raja dan satu
pangerannya. Sang putri terkejut melihat bahwa yang datang adalah pemuda desa
kekasihnya. Ternyata, ia adalah seorang pengeran yang menyamar menjadi seorang
rakyat jelata. Namun siapa sangka, bahwa pangeran itu adalah saudara kembar
kekasihnya. Ayahnya berkata, ia datang kemari untuk mencari saudara kembar yang
selama kecilnya hilang.
Sang putri
dilanda duka. Semakin hari, kondisinya semakin lemah dan kurus. Sudah banyak
tabib yang datang ke kerajaan, tapi sang putri tak jua sembuh. Sang ayahpun
sudah membelikannya beraneka ramuan obat untuk putrinya. Belum membuahkan
hasil.
Malam purnama,
ketika rembulan bersinar dengan terangnya, ketika bintang bercahaya bak
lampu-lampu dunia, sang putri menghembuskan nafas terakhirnya. Nafas
kesedihannya. Sang putri meninggal karena sedihannya......
mohon maaf, gambar hanya sebagai ilustrasi... :)