TIGA MALAIKAT
Posted by Unknown , Monday, April 23, 2012 10:28 AM
Siang itu gue berhasil membuat perhitungan ke Radi. Mukanya udah babak belur, berdarah-darah dan tubuhnya telentng tak berdaya di sebelah tumpukan-tumpukan kardus deket sampah-sampah..
“Salahnya sendiri, macem-macem sama gue!! Emang dia belum tahu gue siapa??” Kata Akfi sambil menyulut rokok di tangannya.
“Dipanggil guru BP, baru tahu rasa! Yach, loe cuma salah ngomong dikit, langsung main tonjok aja.. Loe pikir dia boneka, gak sakit kalo dipukulin??” Kata salah seorang temannya.
“Ah, masa bodoh, gue kan gak urusan sama BP, gue punya urusan sama Radi.” Katanya cuek.
“Sarap loe!!”
“Akfi mau ke mana? Kamu ngrokok lagi?” Kata Yuli.
“Heh.. sok perhatian banged loe ma gue!! Udah, mulai sekarang, kita putus!!”
“Fi, kamu kok gitu! Aku tu cewek kamu, aku udah berusaha nglakuin yang terbaik buat kamu. Berapa kali coba aku bilang kayak gitu, tapi kamu gak pernah menggubris!!”
“Hah, bodo amat..” Akfi lalu berlalu pergi.
“Sabaar Yul..”
Yuli terduduk lesu.
Entah dari mana hidayah itu datang.. kini ku mulai merasakan, betapa berartinya orang-orang yang selama ini menyayangiku. Orang-orang yang selama ini peduli!
Kutatap kemerlap cahaya matahari yang masuk di celah-celah krei jendela ruang tempat aku terbaring. Paru-paruku rusak karena terlalu banyak merokok. Berkali-kali aku mengeluarkan cairan merah dari mulutku. Sakitnya bukan kepalang..
Yuli.. ah, cewek itu, kenapa aku tiba-tiba kangen.. sekarang, aku cuma bisa merasakan semua itu dalam sesak nafasku..
“Kreek....’ datang seorang perawat membawa obat-obatan dan makan pagi.
“Ini ada titipan.” Kata perawat itu sembari meletakkan sebungkus kado di meja samping.
“Makasih.”
Kuambil kado dari atas meja itu dan kucoba membuka.
“Twing!!!!’
“Huachhhh!!” Aku kaget bukan main melihat boneka pir yang muncul tiba-tiba saat kubuka.
“Hahahaha... Kaget ya..??” Kata Rima tertawa seketika melihatku kaget.
“Ih!! Kamu tu ya..!” Kataku mencubit hidungnya yang mancung itu.
Dia cuma tertawa.
“Adikku yang satu ini...” batinku. Udah hampir 3 tahun aku gak ketemu.
Kugapai box kecil berbungkus kertas kado di meja. Pelan-pelan kubuka. Kalung....
“Huh.. kalung yang dulu kuberi ke Yuli. Yuli pasti sekarang udah pergi jauh.. Banten, tempat keluarganya tinggal. Dan apa maksut Yuli mengembalikan kalung ini? Agh, mungkin dia telah bosan dengan sikap kasarku selama ini.”
“Waktunya sarapan Mas..” Sapa perawat tadi. Aku disuapinya.
“Fi, makan dulu, sudah ibu siapin.” Kudengar samar-samar suaranya dari balik bantal.
“Fi.. Akfi...!” Ibu mendekatiku.
“Kok panas banget Fi badan kamu? Kamu sakit?” Kata Ibu meraba keningku.
“Gak tahu Buk, kepalaku pusing.”
“Ya sudah, istirahat saja. Nanti sarapannya ibu bawa ke sini.” Katanya.
Aku gak kuasa mendengar Ibu berkata seperti itu. Padahal tadi malam itu, aku pertama kalinya meneguk minuman keras di sepanjang sejarah.
Akfi cengeng!! Aku menangis...
“Maafkan aku Bu..” Kataku ketika dia beranjak dari kamarku.
“Diminum obatnya ya..” Kata perawat.
Aku gak tahu, gimana dengan hidupku selanjutnya. Kulihat banyak orang berseliweran di koridor kamar. Bahagianya mereka yang sedang sakit, banyak yang menjeguk. Sementara udah dua minggu ini aku di sini, tak seorang pun tahu. Tapi entah siapa yang membawaku kemari?
Dalam keadaan seperti ini, iyakah Ibu turut merasakan sakit yang aku rasakan? Iyakah dia punya firasat tentang keadaanku?
“Uhk..’uhk...’uhk..” Dadaku terasa kaku tak bisa bernapas. “Sakiiiiiit....!!!” Aku tak sadarkan diri.
Aku sedikit tersadar ketika ranjangku didorong sampai di koridor. Masyaallah, ternyata aku sekarang di rumah rehabilitasi, bukan di rumah sakit!!!
“Aaaggghh!!!” Aku berusaha turun dari ranjangku.
Sepertinya teriakanku mengganggu ketenangan yang lain disitu.
“Saya mau pulang!!” Kataku terduduk di lantai.
“Iya itu sudah ada yang akan mengantar pulang.” Katanya.
Aku cuma terdiam dan bertanya-tanya dalam hati. Siapa?
Sampai di koridor depan, aku memandangi sekeliling. Tapi tak satupun orang kulihat kecuali resepsionis.
“Akfi.....” Suara itu lembut menyapaku.
Yuli dan Mama. Kulihat Rima terduduk di ruang tunggu membawa pakaianku yang tengah siap dibawa pulang.....
Post a Comment