SEMALAM TADI
Posted by Unknown , Monday, September 10, 2012 12:42 PM
“Aku berangkat dulu ya Buk.”
“Hati-hati Ndra.”
Wanita berkacamata dengan rambut
depan yang terlihat telah beruban itu menatap sekilas ke arah anaknya berjalan,
ia tersenyum melihat teman-temannya tersenyum melambai ke arahnya. Mobil Inova
hitam itu melaju pelan meninggalkan area pekarangan rumah. Tak lama kemudian
pintu rumah tertutup seiring si pemilik rumah memasuki dalam rumah.
“Bawa bekal apa Ndra? Banyak
banget isi tas kamu?”
“Tau tu Ibu yang bawain. Belum
pada makan kan? Makan aja tu kalo ada cemilan.”
“He.. aku makan ya.”
“Iya, eh jam berapa sekarang
Nji?”
“Jam tiga lima belas.”
Mobil berbelok
ke arah pom bensin.
“Mohon maaf
habis Pak.”
Indra dan
beberapa temannya saling melihat. “Udah limit ni.”
Tak berapa
menit kemudian, mobilnya berhenti di depan sebuah rumah.
“Kenapa gak
diisi dari kemarin sih? Bikin repot aja.” Kata panji emosi.
“Kalo loe
peduli, bantuin kita donk cari bensin. Loe marah-marah juga mobilnya gak bakal
hidup. Bensinnya gak terisi.” Kata Awan.
“ya udah, aku
sama Figo ngangkot cari bensin. OK?” Kata Wela mencoba menenangkan
teman-temannya, kemudian turun dari mobil dan segera pergi untuk mencari
bensin.
“Ada apa Nak?
Mobilnya mogok?” kata salah seorang kakek yang kebetulan melihat mobil Indra
dan teman-temannya berhenti di depan rumahnya.
“Iya Pak,
bensinnya habis.” Kata Awan turun dari mobil dan bersalaman.
“Mampir sini
dulu.”
Indra, Awan,
Panji dan Tiwi dibawa masuk ke ruangan yang cukup luas. Ada dua pasang meja
kursi tamu dan almari hias dengan begitu banyak foto di atasnya. Di atasnya ada
jam berbentuk oval dan jelas menunjukkan pukul 03.15.
“Figo belum
balik-balik ya? Dapet gak ya, bensinnya?”
“Dapet, tuh
kutaruh depan.” Katanya mengawali keluar.
“Bening banget
bensinnya. Yakin ini bensin?” Ucap Tiwi tak percaya, sambil melihat-lihat segembes
air itu.
“sana cari
sendiri. Lagian ni aku nemu disitu. Tu di depan rumah.”
“Ah, aneh-aneh
aja. Ya udah yuk kita berangkat.” Kata Indra mencari kakek-kakek tadi masuk
ruang makan. Setelah berpamitan, mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Kurang
lebih tiga perempat perjalanan,
“Sholat dulu
yuk guys.” Kata Awan memulai pembicaraan setelah beberapa saat teman-temannya
terdiam.
“Ha? Emang jam
berapa ni? Baru jam setengah 4. Tar aja dulu, sambil cari-cari mushola.” Wela
melirik ponselnya.
“Udah hampir maghrib
nih. Hape lo pada soak kali...” Kata Panji.
“Duh, tu lampu
merahnya lama banget lagi.”
‘jreng’jreng’jreng’
Seorang anak
kecil menyanyi dengan merdu mengundang perhatian Indra.
“Dek, sekolah
kelas berapa?”
“Gak sekolah
Om.” Katanya sambil menyodorkan tangan meminta uang. Panji memberinya uang
sepuluh ribuan. Setelah menerima uang itu, anak kecil itu langsung pergi.
‘Daaaar!!!!’
Anak kecil itu langsung terkapar sesaat setelah motor gede itu menabraknya
dengan sangat cepat.
“Aaaaaaaaa!!!”
Tiwi dan Wela sontak menjerit melihat peristiwa yang hanya terjadi 3 meter di
depan matanya. Mobilnya langsung melaju sekencang-kencangnya dari jalan itu.
“Adzan!”
Mobilnya berhenti tepat di depan sebuah mushola. Orang-orang yang tengah berada
di depan mushola itu tercengang dengan kedatangan Indra.
“Ini dimana ya
Pak?”
“Indra?”
seorang wanita menghampirinya.
“Ibuk?”
“Ini maghrib
atau??”
“Udah sholat
dulu. Ini udah subuh. Kamu tadi berangkat kesorean.”
“Ha?”
Teman-temannya masih bingung dengan keadaan mereka saat ini.
“Ayo ambil
wudhu. Sholatnya udah mau dimulai.” Kata ibunya mendorong Indra.
***
“Emang tadi
malem itu kemana aja? Mbawa teman-teman cewe juga kok sampai subuh. Malu sama
tetangga Indra.”
“Tadi malem
itu... gak sampai tujuan Buk, malah Cuma ngalami kecelakaan di jalan. Trus
denger adzan, taunya udah di mushola samping rumah.”
“Lain kali,
kalo mau pergi, ingetin temennya baca doa. Doa itu penting Indra. Kita mau
gantungin hidup kita sama siapa kalo bukan sama Gusti Allah.”
“Iya Buk,
maafin Indra ma temen-temen ya.”
“Ibu jadi
khawatir.”
“Iya Buk, Indra
selamat kan?”
“Ya sudah,
lanjutin makan.”
Indra
menyeringis sambil memakan sepotong kue....
Post a Comment