Saat ini
Saat aku tengah berteduh pada kelapangan jiwa
Saat aku mencoba bersabar pada kenyataan...
Mengapa badai datang
Menghantam dan memukul-mukul diri ini dengan sakit
Mendera..
MENU MAKAN SIANG
Saya rasa, minuman yang saya pesan ini cocok untuk Anda siang ini... Melihat cuaca Magelang yang panas. Minuman ini diramu dengan aneka buah segar, dan sedikit gula tambahan. Rasanya, Hmmm..
Posted by
Unknown
,
11:29 AM
16.30 WIB
Menuju Kota Jakarta yang amat gemerlap
Gemerlap dengan kemacetannya, keramaiannya, dan semua tetek bengeknya..
Dari Magelang, aku berangkat naik Travel menuju Duren Sawit. Tiba di JakTim pukul 05.30 pagi. Mampir ke rumah kontrakan kakakku. Hm.. yang aku kagum dari dia, Kok bisa-bisanya betah ya, tinggal di kota Jakarta ini. Tempat yang kata orang menjanjikan, tapi, dilihat dari fisiknya, sangat tidak nyaman...
Nyaman bagi orang yang beruang.
Posted by
Unknown
,
10:52 AM
Terkadang aku bingung.. Bingung dengan beliau ini. Seharusnya, di usianya yang sekarang, beliau sudah berada di rumah, duduk santai, menanti anak dan cucunya pulang dari bekerja. Tapi, yang tak habis pikir, kemana anak-anakya?
Posted by
Unknown
,
10:02 AM
Aku masih saja menari
Meski irama tak lagi berbunyi
Aku akan terus bernyanyi
Mencoba menserasikannya dengan denting-denting kehidupan yang ada
Meski "Do" tak lagi "Do"
Siang seperti tak terasa
Lelah hanya seperti sumilir angin
Yang menyibak helai rambutku
Rambutku semakin sedikit saja
Mesra dengan waktuku yang terbuang manja…
Tak terasa, dentuman-dentuman menit dan detik
Kian memaksa
Mendekati ke telinga untuk harus kudengar
Alin masih
termangu dalam ruangan dingin ber-AC ini. Padahal di luar sana, udara masih
lebih dingin dari dalam rumah.
“Matikan
AC-nya Lin, nanti kamu sakit. Belum hafal juga to sama awakmu?”
“Biar pikiran
Alin tambah dingin Buk, masih pening.” Katanya tak memperhatikan kehadiran
ibunya.
“Apa? Masih
pening? Kamu masih mengingat-ingat lelaki itu? Tega kamu sama ibuk. Semenjak
kamu kenal dia, sikapmu jadi gak jelas. Tingkahmu sama ibu jadi berubah!”
Bentak ibu membuat bulu kudukku berdiri. Merinding. Seperti biasanya. Tapi aku
tetap tak goyah dengan apa yang aku pikirkan.
“Ibu kayak
gitu juga sama Edra. Ibu gak pernah nerima kehadirannya buat Alin. Alin udah
gede buk. Edra juga udah dewasa. Ibu masih gak bisa nerima dia karena dia keturunan
Eropa?”
“Lin, ibu Cuma
pengen yang terbaik buat kamu.
Hii Bintang... Meski telah lama aku tak menjumpaimu.. Engkau tetap saja bersinar di atas sana..
Tersenyum pada dunia yang tak lagi bersahabat. Kerlip-kerlip seperti mataku saja, seirama dengan arah angin..
Bintang... Pagi ini aku tak bersamanya lagi
Posted by
Unknown
,
10:45 AM
Dalam kerinduanku, aku masih terjaga
Menemani malam yang beranjak malam
Aku ingin segera pagi
Menyambut terangnya yang tak terganti
Menerima lembar baru yang terus terbuka
Lalu mengisinya dengan tinta-tinta arang
Yang entah biasa atau luar biasa...
Namun...